Penguatan Rupiah di Penutupan Tahun 2024
JAKARTA, Tentang Uang – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat pada penutupan perdagangan Selasa (31/12/2024), menandai akhir tahun dengan dukungan positif di pasar keuangan domestik. Menurut data Refinitiv, rupiah ditutup pada level Rp 16.090/US$, menguat 0,25% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Sepanjang Hari
Selama perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah sempat fluktuatif, bergerak di kisaran Rp 16.170/US$ hingga menyentuh posisi terendah di Rp 16.040/US$. Meski begitu, sepanjang tahun 2024, rupiah tercatat melemah hingga 4,51% terhadap dolar AS.
Indeks Dolar AS Melemah, Menguntungkan Rupiah
Seiring dengan penguatan rupiah, Indeks Dolar AS (DXY) mengalami pelemahan hingga 0,18% pada pukul 15:00 WIB, berada di posisi 107,93. Pelemahan ini memberikan angin segar bagi mata uang rupiah hari ini.
Penguatan Rupiah di Tengah Sentimen Pasar Global yang Lemah
Penguatan rupiah juga terjadi meskipun pasar global mengalami penurunan signifikan. Indeks-indeks utama AS mencatatkan penurunan yang cukup besar, di antaranya Dow Jones Industrial Average turun 418,48 poin (0,97%) ke 42.573,73, S&P 500 melemah 1,07% ke 5.906,94, dan Nasdaq Composite turun 1,19% ke 19.486,78.
Sentimen global yang kurang kondusif, ditambah dengan rendahnya volume perdagangan menjelang akhir tahun, menambah tekanan pada rupiah. Meski begitu, rupiah berhasil mencatatkan penguatan di tengah kondisi tersebut.
Imbal Hasil Obligasi AS dan Daya Tarik Aset Dolar
Penguatan rupiah juga terjadi meskipun ada kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS 10 tahun, yang pekan lalu sempat berada di atas 4,6%. Kenaikan ini meningkatkan daya tarik aset berbasis dolar, yang umumnya menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Pelaku Pasar Menunggu Data Ekonomi dan Kebijakan Moneter
Di sisi lain, para pelaku pasar domestik tampak lebih berhati-hati menjelang data ekonomi awal tahun 2025. Data tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Indonesia (BI) di tahun mendatang.
Harapan Rebound di Awal Tahun Baru
Meskipun situasi global kurang kondusif, pelaku pasar berharap akan terjadi rebound di awal tahun baru. Fenomena “reli Santa Claus”, yang dikenal sebagai tren kenaikan pasar dalam beberapa hari pertama Januari, berpotensi memberikan pengembalian positif di pasar saham global.
Pasar keuangan domestik akan kembali dibuka pada Kamis, 2 Januari 2025, dan para pelaku pasar akan menantikan perkembangan lebih lanjut mengenai data ekonomi dan kebijakan BI, terutama di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung.
Leave a Reply