Tentang Uang, JAKARTA, Bisnis.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke posisi Rp16.244 pada Kamis (30/1/2025), setelah The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan. Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka turun 23,50 poin atau sekitar 0,14% ke level Rp16.244 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS turun 0,12%, menuju angka 107,86. Sementara itu, mata uang Asia lainnya menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Ringgit Malaysia menguat 0,02%, bersama dengan yen Jepang yang naik 0,37%. Sebaliknya, yuan China melemah 0,05%, dan rupee India serta won Korea masing-masing terkoreksi 0,03% dan 0,04%.
Keputusan The Fed dan Dampaknya Terhadap Pasar Aset
Keputusan The Fed yang lebih hawkish dari perkiraan pasar memberikan tekanan pada pasar aset, termasuk harga emas yang melemah sedikit. Tai Wong, seorang pedagang logam independen, menjelaskan bahwa keputusan tersebut mempengaruhi pasar dengan memberi tekanan kecil pada emas. “Keputusan The Fed lebih hawkish dari perkiraan, sehingga pasar aset mengalami tekanan kecil, termasuk emas yang melemah tipis,” ujar Wong, seperti dikutip oleh Reuters.
The Fed mempertahankan suku bunga di tengah kondisi ekonomi yang masih stabil, dengan inflasi yang tetap tinggi, pertumbuhan ekonomi yang solid, dan tingkat pengangguran yang rendah. Keputusan ini diambil setelah tiga kali pemangkasan suku bunga sepanjang 2024 yang telah menurunkan suku bunga acuan sebesar satu poin persentase penuh. Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus analis senior logam di Zaner Metals, menyatakan bahwa kebijakan ini menegaskan independensi The Fed, terutama di tengah tekanan dari Presiden Donald Trump yang menginginkan suku bunga lebih rendah.
Proyeksi Kebijakan The Fed dan Dampaknya
Meskipun The Fed tetap mempertahankan kebijakan suku bunga, Grant berpendapat bahwa pemangkasan suku bunga mungkin tertunda hingga pertengahan tahun 2025. Setelah pernyataan The Fed, kontrak berjangka suku bunga menunjukkan bahwa investor memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada bulan Juni. Jerome Powell, Ketua The Fed, juga menegaskan bahwa terlalu dini untuk memperkirakan dampak kebijakan Presiden Trump terhadap perekonomian AS. Powell menambahkan bahwa bank sentral akan melakukan evaluasi lebih lanjut sebelum menyesuaikan kebijakan moneternya.
Pengaruh Kebijakan Presiden Trump Terhadap Rupiah
Dari sisi kebijakan fiskal, pengamat forex Ibrahim Assuaibi menyebutkan bahwa sentimen yang akan memengaruhi pergerakan rupiah ke depan adalah kebijakan Presiden Trump. Hal ini termasuk rencana untuk mengenakan tarif 10% pada impor dari China mulai 1 Februari, serta ancaman tarif terhadap Uni Eropa. Trump juga berencana untuk menambah sanksi baru terhadap Rusia jika tidak ada kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Ibrahim menambahkan, “Dia juga berjanji untuk mengenakan tarif kepada Uni Eropa, tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko, serta mengatakan bahwa pemerintahannya sedang membahas bea masuk sebesar 10% terhadap Tiongkok karena fentanil yang dikirim ke AS.”
Optimisme Ekonomi Indonesia 2025
Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) optimistis perekonomian Indonesia akan mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun 2025. Proyeksi tersebut didukung oleh berbagai indikator makroekonomi yang menunjukkan tren positif, meskipun tantangan global masih ada. BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 akan berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%, dengan proyeksi lebih lanjut untuk 2026 yang diperkirakan meningkat menjadi 4,8% hingga 5,6%. Inflasi diperkirakan tetap terjaga dalam target BI sebesar 2,5% ±1%, sementara stabilitas nilai tukar rupiah akan dijaga sesuai dengan fundamental ekonomi.
Leave a Reply