Tentang Uang, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat pada level Rp16.142 per dolar AS pada perdagangan Senin (30/12/2024), menjelang tutup tahun 2024. Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah menguat 0,57% atau 92,5 poin, mencapai posisi Rp16.142 per dolar AS.
Indeks Dolar AS Menyusut, Mata Uang Asia Variatif
Pada saat yang sama, indeks dolar AS susut tipis sebesar 0,02%, berada di posisi 107,97. Sementara itu, sejumlah mata uang di kawasan Asia bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang dan dolar Hong Kong tercatat menguat masing-masing sebesar 0,02% dan 0,01%. Sedangkan dolar Singapura dan dolar Taiwan juga mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,12% dan 0,02%.
Namun, beberapa mata uang di Asia mengalami pelemahan, seperti won Korea Selatan dan peso Filipina yang masing-masing melemah 0,18% dan 0,17%. Rupee India dan yuan China juga mengalami penurunan terhadap dolar AS, dengan pelemahan sebesar 0,06% dan 0,05%.
Proyeksi Penguatan Rupiah Berlanjut
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan bahwa mata uang rupiah akan melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan berikutnya.
“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah akan fluktuatif, namun ada potensi untuk ditutup menguat dalam rentang Rp16.100 hingga Rp16.150,” kata Ibrahim.
Sentimen Penguatan Mata Uang Asia dan Indonesia
Beberapa faktor mendukung penguatan mata uang Asia, termasuk rupiah. Salah satunya adalah inflasi indeks harga konsumen di Jepang yang tumbuh lebih tinggi dari yang diperkirakan pada bulan Desember, seiring meningkatnya tekanan harga. Beberapa pembuat kebijakan Bank of Japan melihat kondisi ini sebagai tanda bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga jangka pendek semakin terbuka.
Selain itu, dari sisi domestik, Ibrahim menambahkan bahwa pasar cenderung merespon positif pemberlakuan pajak pertambangan nilai atau PPN 12% yang akan berlaku pada Januari 2025.
“Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat penerimaan negara di dalam APBN. Pemerintah memprediksi bahwa kenaikan tarif PPN ini berpotensi menghasilkan penerimaan pajak sebesar Rp75,29 triliun,” ujarnya.
Leave a Reply