Rupiah Menguat ke Level Rp16.196 per Dolar AS pada Penutupan Perdangan Senin (23/12/2024)

adminmarket Avatar
Mata uang rupiah ditutup menguat pada penutupan perdagangan awal pekan ini, Senin (23/12/2024), dengan berada di level Rp16.196,5 per dolar AS.

JAKARTA, Tentang Uang — Mata uang rupiah ditutup menguat pada penutupan perdagangan awal pekan ini, Senin (23/12/2024), dengan berada di level Rp16.196,5 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat sebesar 0,15% atau 25 poin dibandingkan dengan posisi sebelumnya.

Pada saat yang sama, indeks dolar AS tercatat menguat sebesar 0,27% dan berada di level 107,91.

Pergerakan Mata Uang Asia Lainnya

Di kawasan Asia, sejumlah mata uang mengalami pergerakan yang bervariasi terhadap dolar AS. Beberapa mata uang seperti dolar Hong Kong dan dolar Singapura tercatat menguat masing-masing sebesar 0,08% dan 0,02%. Selain itu, peso Filipina dan ringgit Malaysia juga menunjukkan penguatan masing-masing 0,54% dan 0,37% terhadap dolar AS.

Namun, ada beberapa mata uang yang mengalami pelemahan, seperti yen Jepang yang melemah 0,15%, dan dolar Taiwan yang terdepresiasi 0,05%. Selain itu, won Korea Selatan dan yuan Tiongkok juga mengalami pelemahan masing-masing sebesar 0,57% dan 0,05%.

Proyeksi Nilai Tukar Rupiah oleh PT Laba Forexindo Berjangka

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa pada pekan ini nilai tukar rupiah kemungkinan besar akan sulit untuk kembali berada di bawah level Rp16.000 per dolar AS. Ibrahim menjelaskan bahwa fluktuasi rupiah dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal.

Dari sisi eksternal, meskipun The Fed (Bank Sentral AS) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan, mereka mengisyaratkan untuk melakukan penurunan suku bunga lebih lambat, dengan hanya dua kali penurunan pada tahun 2025. Ibrahim menyebutkan, “Pasar sebenarnya mengharapkan empat kali penurunan,” dalam keterangan tertulisnya yang dikutip pada Senin (23/12/2024). Selain itu, data produk domestik bruto (PDB) AS yang dirilis pekan ini semakin memperkuat prospek The Fed, karena ekonomi AS tumbuh dengan pesat pada kuartal III/2024.

Menanti Data Indeks Harga PCE AS

Para investor kini menantikan rilis data indeks harga PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai prospek ekonomi AS ke depannya.

Proyeksi Ekonomi Indonesia dan Kebijakan Bank Indonesia

Dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga, didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan investasi yang tumbuh positif pada kuartal akhir tahun 2024. Konsumsi pemerintah juga mengalami peningkatan seiring dengan aktivitas belanja pemerintah yang lebih tinggi pada akhir tahun. Sementara itu, konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap tumbuh dengan keyakinan konsumen yang masih terjaga.

Bank Indonesia juga menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan intervensi di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah. Fitra Jusdiman, Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, menyatakan bahwa BI selalu memantau pergerakan nilai tukar rupiah dan mata uang negara lainnya dengan cermat. Fitra juga menegaskan bahwa BI tidak akan pasif dalam memantau pasar keuangan global, dan akan terus melakukan upaya stabilisasi yang terukur dan berkesinambungan. “Antara lain melalui intervensi di spot, DNDF (domestic non-deliverable forward), dan pembelian SBN (Surat Berharga Negara) di pasar sekunder,” ungkapnya dalam keterangan terpisah yang diberikan kepada Bisnis pada pekan lalu (19/12/2024).

adminmarket Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Author Profile

John Doe

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam.

Search
Cateegories
Tags

Ajakan untuk Merawat Rupiah (1) Bank Indonesia Terus Lakukan Intervensi (1) Dampak Kebijakan Ekonomi China dan Penerapan PPN di Indonesia (1) Dampak Kebijakan The Fed (1) Dampak terhadap Pasar (1) Data Utang Luar Negeri Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Rupiah (1) Faktor Internal: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Stabil (1) Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah (1) Fitur Keamanan yang Membanggakan (1) Fokus Pasar pada Kebijakan Suku Bunga Global (1) Insentif Fiskal Pemerintah Indonesia (1) Kebijakan The Fed Menjadi Penentu Selanjutnya (1) Kerugian Mingguan Mata Uang Negara Berkembang (1) Kesimpulan (1) Mata Uang Asia Lainnya Ikut Melemah (1) Menanti Data Indeks Harga PCE AS (1) Peningkatan Kepercayaan Internasional (1) Pergerakan Dolar AS dan Mata Uang Asia Lainnya (2) Pergerakan Indeks Dolar AS dan Mata Uang Asia Lainnya (1) Pergerakan Mata Uang Asia Lainnya (2) Pergerakan Rupiah pada Perdagangan Rabu (18/12/2024) (1) Prediksi Pergerakan Rupiah (2) Proyeksi Nilai Tukar Rupiah ke Depan (1) Proyeksi Nilai Tukar Rupiah oleh PT Laba Forexindo Berjangka (1) Proyeksi Pergerakan Rupiah (1) Proyeksi Pergerakan Rupiah ke Depan (1) Proyeksi Tren Pelemahan Rupiah (1) Reaksi Warganet (1) Real Brasil dan Peso Cile Tertekan (1) Rupiah (2) Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat (2) Rupiah Melemah (2) Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS (1) Rupiah Menguat (2) Rupiah Menguat ke Level Rp16.190 per Dolar AS (1) Sentimen Dari Dalam Negeri (1) Sentimen Domestik (1) Sentimen Eksternal (1) Sentimen Eksternal yang Mempengaruhi Rupiah (1) Sentimen Negatif Pasar Negara Berkembang (1) Sri Lanka Mendapat Dukungan untuk Restrukturisasi Utang (1) Tekanan Suku Bunga Bank Indonesia (1) Tentang Uang (4) The Fed Pangkas Suku Bunga (1) Upaya Bank Indonesia untuk Menstabilkan Rupiah (1)