Penguatan Rupiah dan Faktor Penyebabnya
Tentang Uang ,Nilai tukar rupiah menunjukkan tren positif dalam sepekan terakhir. Hingga Jumat (24/1/2025) pukul 11:46 WIB, rupiah tercatat menguat sebesar 1,13%. Berdasarkan data Bloomberg pada hari yang sama, rupiah menguat 0,55% menjadi Rp16.194 per dolar AS pada pukul 11:47 WIB. Kenaikan ini turut didorong oleh melemahnya indeks dolar AS setelah pelantikan Presiden AS, Donald Trump.
Penurunan Indeks Dolar AS
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang tersebut terhadap sejumlah mata uang utama dunia, turun 0,31% menjadi 107,73. Selama sepekan, indeks dolar AS bahkan anjlok hingga 1,47%. Penurunan indeks ini memberikan dampak langsung pada penguatan rupiah.
Prediksi Sebelumnya tentang Rupiah
Sebelumnya, pengamat forex Ibrahim Assuaibi memprediksi bahwa rupiah akan mengalami fluktuasi, namun pada akhirnya diperkirakan akan melemah dalam rentang Rp16.270-Rp16.350 pada akhir pekan ini. Ibrahim menyebutkan bahwa pernyataan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump, termasuk rencana untuk mengenakan tarif pada impor dari China dan Uni Eropa, turut berpengaruh terhadap pasar valuta asing.
Kebijakan Trump yang Mempengaruhi Pasar Global
Pelantikan Trump membawa sejumlah kebijakan yang mempengaruhi pasar, seperti ancaman tarif 10% pada impor China mulai 1 Februari 2025, serta kemungkinan tarif baru pada Uni Eropa, Kanada, Meksiko, dan Rusia. Trump juga mengumumkan keadaan darurat energi nasional, yang memberikan kewenangan untuk mempermudah perizinan proyek energi, meskipun beberapa analis skeptis mengenai dampaknya terhadap peningkatan produksi minyak dalam waktu dekat.
Proyeksi Ekonomi Indonesia yang Positif
Dari dalam negeri, Ibrahim mencatat bahwa Bank Indonesia (BI) optimistis perekonomian Indonesia akan mengalami peningkatan yang signifikan pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Proyeksi tersebut didasarkan pada berbagai indikator makroekonomi yang menunjukkan tren positif meskipun tantangan global masih ada.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Indonesia
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan berada dalam rentang 4,7% hingga 5,5%. Angka ini diproyeksikan akan meningkat pada 2026, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 4,8% hingga 5,6%. Inflasi diperkirakan akan tetap terkendali, berada dalam target Bank Indonesia sebesar 2,5%±1%. BI juga terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi.
Kebijakan Suku Bunga BI
Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Kebijakan ini diambil dengan keyakinan bahwa inflasi tetap rendah, dan diperlukan stimulus tambahan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Leave a Reply