Tentang Uang, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan mengalami fluktuasi namun cenderung melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (6 Januari 2025). Hal ini seiring dengan prediksi penguatan dolar AS yang masih akan berlanjut di awal tahun 2025. Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, menjelaskan bahwa penguatan indeks dolar AS disebabkan oleh kebijakan proteksionisme yang diperkirakan akan diterapkan oleh Donald Trump, presiden terpilih AS.

Proyeksi Penguatan Dolar AS

Ibrahim mengungkapkan bahwa indeks dolar AS kemungkinan besar akan menguat ke level 114 pada tahun ini. Angka ini mengingatkan pada penguatan sebelumnya yang sempat tercatat pada 114,8, yang menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh Trump, termasuk proteksionisme, berpotensi memperkuat mata uang AS.

“Indeks dolar AS yang mencapai level 114 itu pernah terjadi sebelumnya, bahkan pada 114,8, yang mengindikasikan kebijakan Trump akan mendorong penguatan dolar,” kata Ibrahim dalam wawancara pada Minggu (5 Januari 2025). Ia juga memperkirakan bahwa harga emas akan mengalami penurunan seiring dengan penguatan dolar AS yang didorong oleh kebijakan ekonomi dan perdagangan Trump.

Kebijakan The Fed dan Implikasi Terhadap Dolar

Menurut Ibrahim, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga dari The Fed ternyata tidak sesuai dengan prediksi awal. Sebelumnya, pasar mengharapkan empat kali penurunan suku bunga pada 2025, namun kini proyeksi tersebut hanya menjadi dua kali. Ini berpotensi menguntungkan dolar AS, mengingat langkah The Fed yang dianggap lebih hawkish (agresif) dalam kebijakan moneter.

Trump juga berencana untuk menerapkan sanksi denda terhadap beberapa negara yang tergabung dalam aliansi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Hal ini juga berpotensi memperkuat dolar AS di pasar global.

Pelantikan Trump dan Ketidakpastian Ekonomi

Menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari 2025, pasar tampaknya mengantisipasi ketidakpastian terkait rencana kebijakan impor tinggi, pemotongan pajak, dan pembatasan imigrasi yang mungkin diberlakukan oleh pemerintahannya. Pasar global akan terus mengamati dengan cermat bagaimana kebijakan ini dapat mempengaruhi perekonomian AS dan nilai tukar dolar AS.

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (3 Januari 2025), nilai tukar rupiah ditutup menguat, mencatatkan posisi Rp16.197 per dolar AS, meskipun diprediksi akan melemah pada hari ini seiring dengan penguatan dolar AS yang terus berlanjut. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah hanya menguat 1 poin atau 0,01%, sedangkan indeks dolar AS turun sebesar 0,27% atau 0,29 poin ke level 109,10.

Kinerja Dolar AS di Asia

Selain itu, mata uang lain di kawasan Asia tercatat bervariasi terhadap dolar AS pada perdagangan pekan lalu. Reuters melaporkan bahwa dolar AS sedang berada dalam performa mingguan terbaiknya, didorong oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed yang lebih moderate dalam penurunan suku bunga pada 2025. Penguatan dolar juga didukung oleh prediksi bahwa ekonomi AS akan lebih unggul dibandingkan ekonomi global lainnya.

Menurut Charu Chanana, Chief Investment Strategist Saxo, dolar AS tampaknya akan tetap kuat di awal 2025, mengingat narasi keunggulan ekonomi AS yang masih berlaku, ditambah dengan imbal hasil AS yang relatif tinggi.

“Sepertinya kekuatan dolar akan bertahan di awal tahun ini, mengingat narasi keunggulan AS masih berlaku, serta imbal hasil AS yang tetap tinggi,” kata Chanana.